Kick-Off Orientation and Tool Workshop IndoQI-HIV Collaborative: Langkah Awal Penguatan Jejaring Peningkatan Mutu Layanan HIV di Indonesia

Denpasar, 15 Oktober 2025 — PUI-PT Center for Public Health Innovation (CPHI) Universitas Udayana menyelenggarakan kegiatan Kick-Off Orientation and Tool Workshop IndoQI-HIV Collaborative sebagai langkah awal dalam inisiatif peningkatan mutu layanan HIV di Indonesia.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program IndoQI-HIV Collaborative: Improving Experience, Integration, and Learning in HIV Care yang bertujuan untuk membangun jejaring kolaboratif lintas pusat penelitian dan institusi untuk memperkuat integrasi layanan, pengalaman pasien, serta kesiapan sistem dalam peningkatan mutu layanan HIV.

Workshop dilaksanakan secara daring pada Rabu, 15 Oktober 2025, dan diikuti oleh perwakilan dari berbagai pusat penelitian atau institusi anggota Jaringan Penelitian HIV Indonesia (JPHIV). Kegiatan ini juga menandai dimulainya kolaborasi antara CPHI Universitas Udayana dan enam institusi mitra, yaitu:
1. Yayasan Intan Maharani (Sumatera Selatan)
2. Universitas Gadjah Mada (UGM) (Yogyakarta)
3. RSUP Dr. Kariadi (Semarang)
4. Universitas Lambung Mangkurat (ULM) (Banjarmasin)
5. Yayasan Bali Peduli (Denpasar)
6. Universitas Bhakti Husada (Kuningan, Jawa Barat)

 

Kegiatan dimulai pada pukul 14.00 WITA dan dibuka secara resmi oleh Prof. dr. Pande Putu Januraga, S.Ked., M.Kes., DrPH, selaku Ketua PUI-PT CPHI Universitas Udayana. Dalam arahannya, beliau menekankan pentingnya membangun jejaring riset kolaboratif untuk memperkuat sistem pelayanan HIV yang terintegrasi dan berbasis mutu.

Selanjutnya, tim peneliti CPHI yang diwakili oleh dr. Gede Bagus Subha Jana Giri, MPH. memaparkan protokol kegiatan serta panduan teknis pelaksanaan baseline data collection. Sesi berikutnya berfokus pada diskusi dua instrumen utama, yaitu Patient-Reported Experience Measures (PREM) dan Readiness Mini Assessment (RMA), yang dipandu oleh Ngakan Putu Anom Harjana, S.KM., MA.

Para peserta aktif berdiskusi mengenai penyesuaian instrumen dengan konteks lapangan serta strategi implementasi di wilayah masing-masing. Kegiatan diakhiri dengan diskusi terbuka dan sesi tanya jawab, yang menjadi wadah untuk saling berbagi pengalaman dan memperkuat rencana kolaborasi antar mitra.